Pola Penanggulangan Keadaan Darurat
Penanggulangan keadaan darurat didasarkan pada suatu pola terpadu yg mampu mengintegrasikan aktivitas atau upaya.Penanggulangan keadaan darurat tsb secara cepat, tepat dan terkendali atas dukungan dari instansi terkait dan sumber daya manusia serta fasilitas yg tersedia. Dengan memahami pola penanggulangan keadaan darurat ini dapat diperoleh manfaat ;
- Mencegah (menghilangkan) kemungkinan kerusakan akibat meluas nya keadaan darurat itu
- Memperkecil kerusakan-kerusakan materi dan lingkungan
- Dapat menguasai keadaan ( Under Control )
A. PENDATAAN
Dalam menghadapi setiap keadaan darurat, untuk mengatasi peristiwa tsb maka perlu dilakukan pendataan sejauh mana keadaan darurat tsb dapat membahayakan manusia atau ( Pelaut ), Kapal dan Lingkungan serta bagaiana cara mengatsinya disesuaikan dengan sarana dan prasaranan yg tersedia;
Langkah-langkah Pendataan
- Tingkat Kerusakan Kapal
- Gangguan keselamatan Kapal ( Stabilitas )
- Keselamatan Manusia
- Kondisi Muatan
- Pengaruh kerusakan pada lingkungan
- Kemungkinan membahayakan terhadap dermaga atau Kapal lain.
B. PERALATAN
Sarana dan prasarana yg akan digunakan disesuaikan dengan keadaan darurat yg di alami dgn memperhatikan kemampuan kapal dan manusia untuk melepaskan diri dari keadaan darurat tsb hingga kondisi normal kembali.
Alat-alat penolong yg ada di kapal dan dapat dipakkai untuk mengatasi keadaan darurat meliputi alat-alat penyelamat dan alat-alat peadam kebakaran, sebagai berikut :
1. Alat-alat Penyelamat
- Sekoci penolong
- rakit penolong
- Pelampung penolong
- Baju renang
- Alat apung
- Alat pelempar tali
- Alat-alat peluncur
- Isyarat-isyarat tanda bahaya
- Tanda orang jatuh ke laut
- Radio jinjing
- Lampu sorot
- Alat-alat Pemadam Api ringan
- Powder, dry chemical
- water pressure,soda acid, cairan mudah menguap
- chemical foam, mechanical foam
- CO2
- Alat-alat Pemadam dengan AIR ( selang kebakaran, koupling Nozzle )
- Alat bantu pernapasan ( breathing apparatus )
- Instalasi CO2 tetap
- Smoke detector
- Sprinkler
- Fireman Outfit, kampak dan tali penyelamat untuk breathing apparatus
- Emergency steering gear
- Emergency generator
- Emergency radio communication
- Emergency fire pump
- Emergency ladder
- Emergency buoy
- Emergency escape trunk
- Emergency alarm di kamar pendingin, palka muatan, kamar mesin, ruangan akomodasi.
C. MEKANISME KERJA
Setiap Kapal harus mempunyai Tim-tim yg harus bertugas dalam perencanaan dan penerapan dalam mengatasi keadaan darurat . Keadaaan-keadaan darurat ini harus meliputi semua aspek dari tindakan-tindakan yg harus diambil pada saat keadaan darurat serta dibicarakan dengan penguasa pelabuhan ,pemadam kebakaran , alat negara dan instansi lain yg berkaitan dengan pengarahan tenaga, penyiapan prosedur dan tanggung jawab, organisasi, sistem, komunikasi, pusat pengawasan, inventaris dan detai lokasi.
Tata cara dan tindakan yg akan diambil antara lain :
- Persiapan, yaitu langkah-langkah persiapan yg diperlukan dalam menangani keadaan darurat tsb berdasarkan jenis dan kejadiannya.
- Prosedur praktis dari penanganan kejadian yg harus diikuti dari beberapa kegiatan/bagian secara terpadu
- Organisasi yg solid dengan garis-garis komunikasi dan tanggung jawab nya
- Pelaksanaan langkah-langkah di atas secara efektif dan terpadu.
Keseluruhan kegiatan tsb di atass merupakan suatu mekanisme kerja yg hendaknya mudah di ikuti oleh setiap manajemen yg ada di kapal, sehingga kegiatan mengatasi keadaan darurat dapat berlangsung secara bertahap tanpa harus memerlukan waktu yg lama, aman, lancar, dan tingkat penggunaan biaya yg memadai.
Untuk itu peran aktif anak buah kapal sangat tergantung pada kemampuan individual untuk memahami mekanisme kerja yg ada, serta dorongan rasa tanggung jawab yg didasari pada prinsip kebersamaan dalam hidup bermasyarakat dikapal.
Mekanisme kerja yg diciptakan dalam situasi darurat tentu sangat berbeda dengan situasi normal, mobilitas yg tinggi selalu mewarnai aktivitas keadaan darurat dengan lingkup kerja yg biasanya tidak dapat dibatasi oleh waktu karena tuntutan keselamatan. Oleh sebab itu loyalitas untuk keselamatan bersama selalu terjadi karena ikatan moral kerja dan dorongan demi kebersamaan.
1 comments:
Write comments